Jumat, 22 Februari 2008

Blog Baru, Belum Selesai....

nih dia blog gw yang baru. tapi blum klar..masih dalam tahap penyempurnaan. blog ini bercerita tentang segala hal, tapi mungkin agak lebih rapi dari yang lama. maafkan aku blog lama ku, bukan daku sudah tak betah dengan mu tapi mau cari suasana baru (sama kali mas..). ok, kepada rekan2 blogger kutunggu kunjungannya..


Sabtu, 26 Januari 2008

Cerpen Baru, Blog Baru

4 tahun di Padang tapi ga' pernah ke Bukit Tinggi, ga' pernah ke Pantai Air Manis tempat orang paling durhaka se Sumatera Barat bersemayam (Malin Kundang). ga' pernah ke Painan. oh, sungguh menyedihkan diriku ini. tapi syukurlah, karena Dinda, akhirnya saya jadi bisa keluar dari kota Padang yang sangat menyedihkan ini. dan berkat perjalanan ini juga, terciptalah sebuah cerpen baru. setelah sekian lama ga' nulis cerpen karena sibuk dengan tugas kuliah yang entah kapan berakhirnya. tadinya tu cerpen mau saya post-kan di blog ini. tapi ga' jadi soalnya saya mau ganti blog, jadi cerpen itu akan saya post-kan di blog yang baru berikut kisah perjalanannya. cerpen baru untuk blog baru. jangan lupa menghadiri launching-nya. yang di hadiri oleh seluruh blogger di dunia. bersiaplah!!


Senin, 07 Januari 2008

Menunda

Menunda, yang berarti melakukan sesuatu yang lain disaat harus melakukan sesuatu yang digantikan oleh kegiatan sesuatu yang lain tersebut. Contoh, main solitaire disaat harus memproses KRS mahasiswa. Atau mendiskusikan mengapa Syaiful Jamil menceraikan Dewi Persik disaat seharusnya melayani masyarakat yang sudah menunggu lebih dari dua jam hanya untuk mengurus KTP. Atau seperti saya, membanjiri bantal teman saya dengan iler dan menciptakan polusi dikamar yang juga punya teman saya dengan suara ngorok yang kata teman saya juga sama sekali tidak merdu. Disaat saya harus menyelesaikan tugas kuliah.

Namun bukan soal pengertian menunda yang ingin saya tuliskan disini. Tapi saya ingin bercerita tentang akibat dari menunda yang saya alami. Inilah kronologisnya:

Waktu kegiatan

23.13 tidur, tugas tidak dikerjakan sama sekali (awal dari bencana)

07.08 mulai mengerjakan tugas

08.51 masih mengerjakan tugas

09.00 waktu untuk kuliah. Tapi lebih memilih menyelesaikan tugas

09.18 lampu mati (skring membalik)

09.19 terdengar suara teriakan “listrik mati keseluruhan!!”

09.20 tugas belum selesai. mengeluarkan kata-kata serapah pada PLN

11.00 masih mati

11.30 masih mati. Nyumpahin PLN lagi. menunggu lagi!

11.58 masih mati. Keluar jemput kiriman dari kampung

13.00 kembali kekost teman. Lampu masih mati.

13.20 jam kuliah yang berikutnya. Sebagai presentator hari ini.

13.49 masih menunggu. Masih mati lampu

14.00 memutuskan berangkat kuliah (walau terlambat).

14.10 masuk kelas. Dosen ngedumel “telambat lagi dit?”

14.11 “hari ini kita tidak kuliah” kata dosen. *jing!! Kata hati saya.

Akhirnya, tugas tidak selesai, dan kuliah tidak ada yang masuk. *yam!!




Selasa, 01 Januari 2008

Rencana Kedepan

Konon, dalam hidup dan kehidupan, dibutuhkan perencanaan. Mesti jelas, setahun ke depan, lima tahun ke depan, dan seterusnya, apa yang hendak diperbuat. Setahu saya, dari milyuner berwujud tub of lard yang mata duitan, ibu rumah tangga, sampai ustadz-ustadz yang gemar berlatih vokal di mimbar masjid sembari meninabobokan para jemaat, semuanya setuju dengan sentimen ini.

Apakah itu?; perencanaan ke depan mesti ada.

Nah, setelah merenung sedikit, saya putuskan untuk menuliskan rencana saya lima dan sepuluh tahun ke depan. Mungkin agak ngawur, tapi mungkin nggak ada salahnya.

RENCANA SEPULUH TAHUN KEDEPAN

Ada baiknya perencanaan ini saya bagi per post, biar lebih terarah dan gampang dimengerti!!

Pertama, Agama. Ini agak rumit juga ngukurnya. Sapa coba yang tau kalau dia itu orang yang beriman? Tapi ga’ pa2. saya coba dari sudut pandang khlayak banyak. Walaupun banyak bukan berarti benar. Naik haji, ini yang utama dan mudah-mudahan mabrur. Trus, saya ingin berdaqwa lewat berbagai media. Mulai dari film, tulisan baik novel, cerpen artikel maupun tulisan non fiksi lainnya. Saya juga ingin jadi orang yang selalu berbagi (kecuali istri, tentunya!!). selain itu saya akan membangun sekolah gratis bertarap internasional untuk orang miskin.

Kedua, Pendidikan. Untuk bisa berdaqwa tentu saya harus punya pendidikan yang mumpuni. Jadi saya akan terus kuliah hingga jenjang doctoral (S3). Banyak membaca. Membaca apa saja, masyarakat, buku dan alam yang katanya kalau takambang bakal jadi guru yang baik walau kadang-kadang menakutkan. Karena mungkin 10 tahun lagi orang Indonesia sudah banyak yang berkulit putih, berkulit kuning, bermata sipit atau yang berambut blonde. berlidah tertekuk kedalam serta banyak yang lupa dengan bahasa ibunya sendiri. Jadi saya harus bisa menguasai secara aktif bahasa inggirs, jepang dan spanyol. Intinya saya ingin jadi manusia pembelajar bukan manusia kurang ajar.

Ketiga, Rumah. Seperti semua orang, saya ingin memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah serta penuh dengan ridho ilahi. Rumah terletak diluar kota yang asri, pekarangan yang luas dipagari pepohonan rindang yang diatasnya berrtengger burung-burung bersuara merdu dan langka yang membangunkan saya kalau azhan shubuh berkumandang. Dipekarangan belakang ada perkebunan yang saya rawat sendiri. Ada mushalla dan perpustakaan untuk umum serta taman bermain lengkap dengan lapangan olahraga. Juga kolam renang dan air mancur yang bergemericik. Itu untuk eksterior. Kalau interior, saya pengen ada pustaka yang dipenuhi oleh, tentu saja buku. Pokoknya harus banyak buku memenuhi setiap sudut rumah, kalau bisa dinding terbuat dari buku (maksa deh!!). rumah terbuat dari kayu dengan arsitektur ala rumah tradisional jepang. Seluruh area rumah hingga pekarangan diberi fasilitas hotspot. Jadi saya dan keluarga serta tetangga juga, bisa berselancar ria di dunia maya. O ya, saya juga ingin traveling ke berbagai Negara. Seperti pepatah, banyak berjalan banyak dilihat. Saya selalu percaya pepatah. Karena untuk membuat pepatah, harus ada yang dikorbankan. Perlu capek dulu berenang di sungai baru bisa sampai ketepi, perlu ada orang yang mau jatuh hanya untuk ditimpa tangga, diperlukan susu sebelanga hanya untuk dirusak nila setitik. Diperlukan uang untuk bisa jalan-jalan!

Keempat, Pekerjaan. Ini yang terpenting. Ga’ mungkin kan semua itu bisa terwujud kalau saya ga’ punya kerja. Tepatnya kerja biar punya uang. Untuk yang satu ini saya ingin jadi job creator bukan job seeker. Intinya adalah saya akan membangun emperium bisnis yang bisa menunjang semua keinginan saya diatas. Dan untuk 10 tahun kedepan saya harus sudah memiliki perusahaan multinasional. Dan memiliki passif income minimal 1 milyar sebulan.

RENCANA LIMA TAHUN KEDEPAN

Yang ini saya ga’ berani muluk-muluk. Takut ketinggian, paranoid! he..he… Ya, paling kuliah S2 di UI. Punya 7 cabang usaha, punya rumah sendiri walau sederhana, bisa bahasa inggris dan bahasa jepang secara aktif, jadi photographer, jalan-jalan keluar negeri. Mungkin itu aja dulu, satu lagi, saya juga pengen menjelajahi sumatera-jawa dengan bersepeda!!

Minggu, 18 November 2007

Sodare..


Inilah para cheer. (bukan, nih sodara gw ding!!). saya perkenalkan ya. dari kiri ke kanan. Wilda (sepupu gw), Nikmat (onchu gw), Winda (sepupu, kakaknya Wilda) dan yang paling ujung, Anti (onchu gw juga). o ya, p ada tau ga' onchu tu apa? onchu adalah saudara dari orang tua laki-laki. kalau bahasa indo-nya, Tante. photo ini berlatar sawah yang lagi menguning di kampungku tercinta, Pasar Sorkam. dan Photografer hebat serta brilian yang mengabadikan gambar ini adalah diriku sendiri. gimana teknik pengambilannya? sudahlah tentu sangat bagus sekali. (narsis!!)


Berbagi

"kita harus selalu berbagi." kalimat ini terlontar dari mulut teman saya setelah sebelumnya dia melontarkan bom angin dari pantat-nya. "walau hanya berupa kentut" katanya ringan.
Alangkah indahnya memang kalau kita mau dan dengan tulus untuk saling berbagi (tentu saja bukan berbagi kentut seperti teman saya itu). tapi berbagi kebaikan, berbagi cinta, berbagi ilmu, berbagi senyum, berbagi kasih sayang dan segala kebaikan lainnya. "berbagi senyum lu mau, bagi duit? ntar dulu..!". celetuk teman saya. saya yang kata teman saya yang lain "dikutuk miskin" memang sangat sulit untuk berbagi, khususnya uang. makanya sekarang tu saya niatin dalam hati untuk sisihkan seribu rupiah buat berbagi. "semoga ga' lupa ya bang!" kata teman saya lagi. iya!!