Senin, 07 Januari 2008

Menunda

Menunda, yang berarti melakukan sesuatu yang lain disaat harus melakukan sesuatu yang digantikan oleh kegiatan sesuatu yang lain tersebut. Contoh, main solitaire disaat harus memproses KRS mahasiswa. Atau mendiskusikan mengapa Syaiful Jamil menceraikan Dewi Persik disaat seharusnya melayani masyarakat yang sudah menunggu lebih dari dua jam hanya untuk mengurus KTP. Atau seperti saya, membanjiri bantal teman saya dengan iler dan menciptakan polusi dikamar yang juga punya teman saya dengan suara ngorok yang kata teman saya juga sama sekali tidak merdu. Disaat saya harus menyelesaikan tugas kuliah.

Namun bukan soal pengertian menunda yang ingin saya tuliskan disini. Tapi saya ingin bercerita tentang akibat dari menunda yang saya alami. Inilah kronologisnya:

Waktu kegiatan

23.13 tidur, tugas tidak dikerjakan sama sekali (awal dari bencana)

07.08 mulai mengerjakan tugas

08.51 masih mengerjakan tugas

09.00 waktu untuk kuliah. Tapi lebih memilih menyelesaikan tugas

09.18 lampu mati (skring membalik)

09.19 terdengar suara teriakan “listrik mati keseluruhan!!”

09.20 tugas belum selesai. mengeluarkan kata-kata serapah pada PLN

11.00 masih mati

11.30 masih mati. Nyumpahin PLN lagi. menunggu lagi!

11.58 masih mati. Keluar jemput kiriman dari kampung

13.00 kembali kekost teman. Lampu masih mati.

13.20 jam kuliah yang berikutnya. Sebagai presentator hari ini.

13.49 masih menunggu. Masih mati lampu

14.00 memutuskan berangkat kuliah (walau terlambat).

14.10 masuk kelas. Dosen ngedumel “telambat lagi dit?”

14.11 “hari ini kita tidak kuliah” kata dosen. *jing!! Kata hati saya.

Akhirnya, tugas tidak selesai, dan kuliah tidak ada yang masuk. *yam!!




1 komentar:

shera mengatakan...

hahahahaha......
blh tuh di bwt cerpen!!