Minggu, 18 November 2007
Berbagi
Posted by adhit at 16.19 1 comments
Kamis, 09 Agustus 2007
susahnya tinggal dikampung...
Posted by adhit at 15.07 0 comments
Kamis, 28 Juni 2007
Bookholic
. Harga buku jangan mahal-mahal dooong. Biar orang miskin melarat kayak saya ini tak perlu puasa untuk dapat beli satu buku. Sebagai perwakilan dari suara hatiku kukutipkan puisi wiji tukul untuk para penentu kebijakan harga buku di negeri ini.Catatan
mataku bingung melihat
terkemuka
tetapi harganya
o aku ternganga
musik-musik streo mengitariku
penjaga stand cantik-cantik
sendal jepit dan ubin mengkilat
betapa jauh jarak kami
uang sepuluh ribu disakuku
disini hanya dapat 2 buku
untuk keluargaku cukup buat
makan seminggu
gemerlap toko-toko di kota
dan kumuh kampungku
dua dunia yang tak pernah bertemu
solo, 87-88
Posted by adhit at 22.40 0 comments
Selasa, 26 Juni 2007
Mak, Aku Pulang!
Posted by adhit at 22.47 0 comments
Minggu, 24 Juni 2007
Akhirnya...
Posted by adhit at 08.08 0 comments
Buron
. jadilah diriku buronan bapak kost. kalo buronan polisi masih mending. paling ngga; lebih keren dan kita jadi terkenal. kyak teroris...
Posted by adhit at 07.42 0 comments
Kamis, 21 Juni 2007
FORKOT, Welcome to Padang!
Posted by adhit at 22.20 0 comments
Rabu, 20 Juni 2007
Dangdut gitu lho...
. dangdut music of my country! lumayan juga nih musik menghibur hatiku yang sakit, galau, pedih, perih, kesemutan, senut-senut, pokoke ora penak. o amang, haccit nai na mangolu on!!
Posted by adhit at 22.39 0 comments
mengapa?
Mengapa menghindar
Mengapa?
Posted by adhit at 17.07 0 comments
Letih
Posted by adhit at 02.01 0 comments
Selasa, 19 Juni 2007
Personal
. tapi untuk saat ini gw memang lg pengen sendiri (lho, kok malah curhat lg..?). tapi masih ada ruang buat sobat semua ngasih comment kok. klik aja comment dibagian bawah tulisan. trus tulis komentar sobat. bagi yang ga' poenya account google maupun blog, pilih other (letaknya ditengah) dan jangan lupa nulis nama sobat, ok!
Posted by adhit at 03.43 0 comments
Senin, 18 Juni 2007
Sebuah Cerita tentang Kasih Sayang*
Suatu hari ada pemberitahuan bahwa pulau itu akan tenggelam pelan-pelan. Sifat-sifat ini dilanda kepanikan. Mereka segera menyiapkan perbekalan dan bersiap-siap meninggalkan pulau dengan perahu yang mereka miliki.
Kasih sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu. Dia menunda keberangkatan pada saat-saat terakhir karena sibuk membantu teman yang lain bersiap-siap. Akhirnya kasih sayang memutuskan ia perlu meminta bantuan.
kemakmuran baru saja akan berangkat dengan perahu yang besar lengkap dengan teknologi mutakhir.
"Kemakmuran bolehkah aku ikut denganmu?" tanya kasih sayang.
"tidak bisa" jawab kemakmuran. "perahuku sudah penuh dengan seluruh emas, perak, perabotan antik dan koleksi seni. tak ada ruang untukmu disini."
Lalu kasih sayang minta tolong pada Kesombongan yang lewat dengan perahu yang indah. "Kesombongan, sudikah engkau menolongku?"
"maaf," jawab kesombongan, "Aku tak bisa menolongmu. kamu basah kuyup dan kotor. nanti dek perahuku yang mengkilat ini kotor jika kau naik."
Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang bersusah payah mendorong perahunya ke air. Pesimisme terus menerus mengeluh soal perahu yang terlalu berat, pasir terlalu lembut, air terlalu dingin. Dan kenapa pulau ini mesti tenggelam? kenapa semua kesialan ini mesti menimpanya? meski pesimisme bukanlah teman perjalanan yang menyenangkan, Kasih Sayang sudah sangat terdesak.
"Pesimisme, bolehkah aku menumpang perahumu?"
"Oh, Kasih Sayang, kau terlalu baik untuk berlayar denganku. perhatianmu membuatku merasa lebih bersalah lagi. Bagaimana kalau nanti ada ombak yang ombak besar yang menghantam perahuku dan kau tenggelam? tidak, aku tidak tega mengajakmu."
Salah satu perahu yang paling akhir meninggalkan pulau adalah Optimisme. Itu karena dia tak percaya dengan bencana dan hal-hal buruk, termasuk pulau ini akan tenggelam. Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme tak mendengar. Ia terlalu sibuk menatap kedepan dan memikirkan tujuan berikutnya. Kasih Sayang memanggilnya lagi, tetapi bagi Optimisme tak ada istilah menoleh kebelakang. ia terus berlayar kedepan.
Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara. "Ayo, naiklah keperahuku!" Kasih Sayang merasa begitu lelah sehingga dia meringkuk di atas perahu dan langsung tertidur. Ia tertidur sepanjang jalan sampai nahkoda kapal mengatakan mereka sudah sampai di daratan kering. Ia begitu berterima kasih, meloncat turun dan melambaikan tangan kepada nahkoda baik hati itu. tapi ia lupa menanyakan namanya...
Ketika di pantai, ia bertemu Pengetahuan dan bertanya,
"Siapa tadi yang menolongku?"
"Itu tadi Waktu" jawab Pengetahuan.
"Waktu?" tanya Kasih Sayang. "Kenapa hanya waktu yang mau menolongku saat semua orang tidak mau mengulurkan tangan?"
Pengetahuan tersenyum dan menjawab, "Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang."
*George W. Burns dalam 'Simfoni Bulan' Febi Indirani, Media Kita 2006
Posted by adhit at 23.01 0 comments
Tersesat
tak ada cahaya
tak ada jalan keluar
tak ada teman
sendiri!
Posted by adhit at 22.44 0 comments
Hebat
.
gw pengen jadi penulis, tapi hingga hari ga' ada satupun tulisan yang gw bikin. kalopun ada itu cuman terpsimpan dalam file komputer. pengen jadi web desainer, tapi sampai hari ini cuma bisa bikin blog dan itupun nyontek dari blog orang. pengen nguasain bahasa inggris, buka kamus aja jarang, apalagi ngapalin vocab. benar kata orang, gw cuma pemimpi, tukang khayal. i'm big looser
(pas ga' tu grammernya?)!. aarrrggghh...Posted by adhit at 22.17 0 comments
Ga' puas juga...
ini yang ke 6 kalinya gw ganti templete blog (asal jg ganti pacar aja). tapi gw cukup puas. walaupun mata bengkak, muka pucat dan indikasi menuju mati muda lainnya terjadi ma gw. tapi sekali lagi gw puuuuaaaaaaaasss...
hari ini memang blog ini yang bikin hati gw sedikit lega. soalnya seharian gw nahan lapar, gara2 ga' poenya uang. mau minjam ma shera, malu. ya udah, makan tu kemaluan lo (ups..! )
Posted by adhit at 05.34 2 comments
Sabtu, 16 Juni 2007
Blog truss...
dah seminggu ini kerjaan gw cm ngedit blog doang. dari malam sampe pagi dan malam lg. capek deh...! seperti gw dah jadi bloggaholic (istilah bikin sendiri). tapi bnar lho, semakin sering ngedit dan ngutak-atik blog, makin ketagihan. kayak drug gitu. ternyata susah juga. kata teman gw, gw pasti bakal dapat gelar SB (Sarjana Blog)amin...
banyak ilmu baru yang gw dapat dari "bermain" blog. dapat teman-teman baru juga. cuma ga' dapat duit . mungkin karena gw masih pemula aja kali ya. buktinya, ada orang yang kerjanya cuma jadi tukang tulis di blog doang, dapat penghasilan USD 20.000 sebulan, duh mau dong . udah ya, capek banget..mata dah bengkak, kelamaan didepan monitor.
Posted by adhit at 22.35 0 comments
Senin, 11 Juni 2007
balik maniNg
. tapi, gw bangga ma diri gw yang bisa berjuang untuk sesuatu yang gw yakini kebenarannya. sekarang gw lega karena dia dah ga' murung lg. beberpa hari kemarin gw nelpon dia dan suaranya ceria bgt. gw senang mendengarnya (walaupun dia ga' mau jadi teman gw sekalipun). tapi ga' pa2. gw bahagia hanya jika dia bahagia. dan banyak hal yang dah dia ajarkan ma gw. thank's perempuan embun. mkasih Cinta........
Posted by adhit at 22.26 0 comments
Selasa, 01 Mei 2007
HAKIM
Ini kali pertama dia kepasar loak. tidak seperti supermarket atau mall yang nyaman dan sejuk yang biasa dia kunjungi. pasar ini begitu pengap. penuh sesak. berdebu dan kotor. ingin rasanya dia putar haluan berbalik arah dan pulang kerumah. rumah, Dini jadi ingat kamarnya yang nyaman ber AC. seperai putih dan kasur empuk. nonton film, mendengarkan musik atau sekedar membaca majalah mode melihat-lihat model pakaian terbaru sambil minum jus apel kesukaannya yang bisa dia minta pda pembantu melalui telepon yang tersambung paralel keseluru bagian rumah termasuk dapur tempat pembantu berada. tanpa harus turun dari tempat tidur. alangkah nikmatnya membayangkan itu semua. apalagi setelah memandang sekilas wajahnya di kaca spion tengah mobil. kulit wajah yang begitu halus dan lembut. hasil kerjasama antara jus buah yang diminum tiga kali sehari. kosmetik dari berbagai merk dan negara serta mandi susu dua kali seminggu. Dini memang bukan seperti orang-orang yang berada di pasar loak itu yang menjadikan susu sebagai barang mewah. bahkan walau untuk sekedar diminum. bagi Dini susu bukan sekedar pelengkap menu empat sehat agar sempurna jadi lima. tapi lebih dari itu. susu bisa digunakan untuk pembasuh tubuh dn setelah itu dibuang. tapi dia harus membeli barang itu. dan hal ini membuatnya tersiksa.
dengan malas dipaksakannya dirinya turun dari mobil. sambil menjijing tas kecil yang biasa dia bawa kemana-mana. dia berjalan menyusuri pasar itu. orang begitu ramai berdesakan. suara teriakan para penjual buah yang meneriaki setiap orang yang lewat seperti meneriaki maling membuat kepalanya jadi tambah pusing. sudah setengah jam lebih dia berputar mengitari pasar. tapi barang yang dia cari belum juga dapat. dia bertanya hampir kesetiap toko. tapi sia-sia. dia berhenti sejenak. melihat sekeliling. menakar dimana kira-kira toko yang menjual barang tersebut. namun tiba-tiba matanya berpapasan dengan mata lain. mata seorang elaki yang menatapnya begitu dalam. Dini mengalah. dia berpaling dari mata lelaki itu. dilanjutkannya pencarian. tapi hatinya mulai resah. dia teringat pesan temannya agar hati-hati kalau kepasar loak. disana banyak maling. tas kecil yang dia bawa diapitnya lebih kuat. dia sudah sangat lelah. akhirnya diputuskannya untuk pulang saja. saat berbalik arah Dini kaget. lelaki yang memandangnya tadi sudah berada tepat dihadapannya. Dini panik. dia gugup dan...
"maliiinggg....!" Dini berteriak sekencang mungkin. dalam sekecap orang-orang yang berada disekitar itu berkerumun menghampirinya.
"mana..mana, mana malingnya?" tanya mereka pada Dini.
"itu!" spontan dia menunjuk lelaki itu.
lelaki yang ditunjuk Dini sebagai maling itu langsung kelagapan. lelaki itu berusaha untuk lari tapi sia-sia. kerumunan orang tadi sudah lebih dulu menagkapnya dan langsung memberikan pukulan mulai dengan tangan, kaki hingga balok mendarat dikepala lelaki itu. daraqh mengalir disekujur tubuhnya. bahkan mukanyapun hampir tak dapat dikenali lagi. orang-orang yang memukulinya lebih beringas dari macan yang dapat mangsa setelah tidak makan selama berbulan-bulan. bahkan setanpun akan gematar meihat wajah mereka. timbul juga rasa kasihan dihati Dini. dia berusaha melerai dan mendekati lelaki itu. mulut lrelaski itu bergetar seperti hendak mengatkan sesuatu. Dini menjongkok dan mendekatkan telinganya kemulut lelaki itu. sayup-sayup Dini mendengar ucapannya
"ini dompet mbak.." lelaki itu menjulurkan tangannya dan menyerahkannya pada Dini.
"say..a..men..jatuh..diparkir.." lelaki itu mejelaskan dengan suara putus-putus karena menahan rasa sakit. Dini tiba-tiba teringat waktu dia turun dari mobil. Dia begitu tergesa-gesa saat mengambil tas kecil yang didalamnya ada dompet. dia menarik tas itu begitu saja hingga menghantam tepi pintu mobilnya. seketika tulangnya terasa lemas. tak henti Dini mengucap maaf pada lelaki itu. tapi sia-sia. lelaki itu menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Dini. dia menangis. dini begitu menyesal. dia merasa telah menjadi hakim yang menjatuhkan vonis hukuman mati pada orang yang tidak bersalah. pada lelaki yang disebut maling bukan karena dia memang maling, tapi karena di teriaki sebagai maling. dan dialah yang meneriaki itu. tubuh Dini terasa kaku. dunia dilihatnya mulai terasa gelap. hanya air mata yang jatuh membasahi pipinya yang halus itu sebelum akhirnya dia pingsan tak sadarkan diri.
Posted by adhit at 22.50 0 comments
Rabu, 25 April 2007
privatisasi
solusi alternatif yang saya tawarkan adalah:
1. selain menolak RUU BHP kita juga harus meminta pengkajian ulang terhadap UU no 20 thn 2003 tentang sistem pendidikan nasional. karena itulah yang menjadi akar dari lahirnya UU BHP
2. berikan pemahaman dan penyadaran pada mahasiswa akan dampak privatisasi melalui diskusi rutin, seminar, pamplet, spanduk, radio dan surat kabar kampus. initnya lakukan konfrontyasi yang berkelanjutan.
3. upayakan pemilihan rektor langsung dengan melibatkan mahsiswa sebagai stakeholder terbanyak dalam sebuah universitas. agar posisi mahasiswa tidak hanya sekedar penerima kebijakan tapi juga ikut andil dalm pengambilan kebijakan kampus termasuk bentuk status universitas
mungkin itu saja sekilas pendapat solusi yang bisa saya tawarkan dalam menghadapi privatisasi perguruan tinggi. tanggapan atau komentar rekan2 sangat saya harapkan terutama solusi2 yang mingkin lewbih baik dan langsung mengena pada akar permasalahan. terakhir, pendidikan gratis MUTLAK adanya!!!
Posted by adhit at 21.20 1 comments
Rabu, 18 April 2007
dalam atau luar??
Posted by adhit at 02.33 0 comments
kegemukan!!!
menurut saya ini harus segera diubah. harus ada perampingan dan itu diatur dalam juknis ormawa. artinya dijadikan sebagai ketentuan baku. menrut hemat saya, organisasi mahasiswa seperti HIMA, BEMF BEM Universitas, itu cukup memiliki maksimal 10 orang pengurus. tapi yang benar-benar paham akan organisasi mahasiswa serta tentu saja memiliki visi yang sama. dengan begitu komunikasi antar penguruspun akan semakin mudah. dan akan berdampat pada cepatnya dalam mengambil keputusan. kalau soal pengangkatan sebuah kegiatan, panitia bisa dibentuk dengan cara open recruitment. jadi pengurus tidak perlu ikut dalam kepanitian. cukup sebagai perancang kegiatan tersebut saja.
Posted by adhit at 02.03 0 comments
sendal jepit, riwayatmu kini!
1. dalam proses belajar mengajar, siswa atau mahasiswa akan dengan mudah menyerap ilmu atau pelajaran yang disampaikan dosen apabila dia merasa nyaman. dan saya merasa nyaman menggunakan sendal. sebab saya tidak terbiasa menggunakan sepatu, saya selalu merasa gerah pake sepatu. dan jika saya menggunakan sepatu, konsentrasi saya akan tertuju pada bagaimana caranya agar secepat mungkin sepatu itu saya buka. bukan pada pelajaran yang disampaikan dosen.
2. pendidikan mahasiswa adalah pendidikan endragogis. pendidikan orang dewasa. dimana terbuka ruang untuk perbedaan dan pencarian jati diri serta penafsiran bebas atas pendidikan yang diterima. bukan pedagogis. jadi kampus, tidak bisa mendoktrinkan atau mengatur hingga keruang pribadi mahasiswa.
3. tidak ada relevansi antara sendal atau sepatu dengan prestasi akademik. (kalau ada yang berminat meneliti hal ini silahkan. saya tunggu hasilnya!)
saya harap kita tidak menjadi masyarakat yang selalu mengagungkan simbol-simbol. kalau kita orang merdeka, maka dengan kemerdekaan itulah kita membiarkan orang lain untuk merdeka!
Posted by adhit at 01.25 0 comments
Senin, 26 Maret 2007
Tuhan, aku menghadap PadaMu
Posted by adhit at 00.50 1 comments
Minggu, 18 Maret 2007
impian adalah hukuman tuhan?!
impian sama seperti power supply. dia mendorong kita untuk tetap bertahan mengarungi hidup walau di warnai dengan kegagalan, air mata dan darah.
Posted by adhit at 02.23 0 comments
Senin, 12 Maret 2007
mahal
pada sebuah pertemuan, salah seorang dekan mengatakan pada kami bahwa universitas tempat anaknya kuliah meminta uang sumbangan sebesar lima juta rupiah. "menurut saya itu tidak mahal". katanya. salah seorang teman yang ikut dalam pertemuan tersebut seperti kebakaran jenggot. walau dia ngga' punyaq jenggot. "wajar, karena bapak dekan, punya tunjangan besar, punya bisnis sampingan. lha , orang tua kami petani pak, dapat darimana uang sebanyak itu?!". kata teman saya.
kata mahal memang relatif. saya sering mendengar orang berkata "saya bersedia membayar berapapun, asal anak saya bisa masuk universitas anu. uang bukan masalah." sebagai seorang yang selalu susah mendapatkan sesuatu yang diinginkan karena keterbatasan uang. tentu saja saya sangat inigin berkata seperti itu , suatu hari nanti.
di kampus, di kedai kopi, sampai di kolong jembatan orang selalu bicara tentang uang. kualitas pendidikan selalu dikaitkan dengan seberapa besar uang kuliah. semakin besar, kualitasnya semakin bagus. kata para penganut kapitalis, para orang-orang yang menjadikan uang sebagai agama baru. "ngapain diurus, toh lo juga ntar lagi tamat, kalo ga' di DO tentunya. jadi ga' bakal kena imbas uang kuliah mahal." kata teman saya.
ok, ok. memang saya ga' kena. tapi yang malangnya keluarga saya adalah keluarga yang menjalankan program KB (Keluaraga Besar) dengan sangat baik. belum lagi keluarga dari paman yang menikah dengan sepupu dari kakak iparnya teman ibu saya. setelah melakukan sensus keluarga, total keluarga saya yang bakal sekolah dan kuliah berjumlah 6 juta jiwa yang tersebar di seluruh propinsi di indonesia. gjmana coba saya ga' peduli!!!
Posted by adhit at 09.47 0 comments
Senin, 26 Februari 2007
Cangkir dan Kopi
"now concider this; life is the coffee, and the jobs, money and position in society are the cups. they are just tools to hold and contain life. and do not change the quality of life. sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided. so, don't let the cups drive you, enjoy the coffee instead."
sungguh sebuah kata2 yg memiliki makna yg sangat dalam. ada beberapa ciri orang yang telah bekerja dalam memaknai hidup. Pertama, orang yang sibuk mengejar pekerjaan atau jabatan. orang yang seperti ini berpandangan bahwa semakin banyak cangkir, maka hidup akan semakin bercahaya. fokus hidupnya hanya untuk menambah kepemilikan. sukses diukur dengan seberapa banyak dan bagus apa yang dimiliki. tetangganya beli mobil mewah, maka dia juga akan berusaha untuk memperoleh mobil yg sama, tak jarang lebih bagus.
kedua, mereka yang hidupnya hampa. penuh dengan demdam, dengki dan iri hati. tak ada damai dan kebahagiaan. orang yang seperti ini sering melakukan mal kebaikan untuk menutupi ketidakbahagiaannya. saat merasa ditinggalkan, dia lalu melakukan amal berbuka bersama anak yatim contohnya. menutupi kehampaan dengan cangkir yang lebih mahal.
ketiga, mereka yang konsentrasi membenahi kopinya agar lebih enak, semakin enak dan menjadi sangat enak. mereka tidak pernah dipusingkan dengan penampilan cangkir. fokus pada kehidupan dan hidup yg bermakna.
terkadang memang kita tidak sadar, lebih menghawatirkan cangkir, padahal kita harus fokus pada kopi. so, enjoy your coffee, my friend!!!
Posted by adhit at 22.38 2 comments
Minggu, 25 Februari 2007
cerpen_ku
Selimut raksasa hitam masih setia menaungi angkasa. Rintik hujan mulai jatuh bagai jutaan jarum emas yang menghujam bumi. orang-orang mencari tempat untuk berteduh. tapi dia teris berjalan. Diciumnya aroma hujan yang memberi semangat untuk memenuhi panggilan sang kekasih. "ada hal penting yang hendak Dinda bicarakan." Sepotong kalimat dalam percakapan melalui telepon itu, mendorongnya untuk lebih mempercepat langkah.
"sebaiknya kita jangan terlalu sering bertemu." Dinda mulai membuka percakapan.
"saat ini Dinda ingin lebih konsentrasi kuliah."
"dan Dinda juga ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga"
"kebersamaan kita yang terlalu sering, telah merampas itu semua." Dinda bicara terus tanpa menoleh sedikitpun padanya. dan dia hanya diam.
Dia melambaikan tangan ketika melihat bus bandara melintas. hiruk-pikuk pengunjung bandara menyapa hangat telinganya. para tukang angkut berlari kearah bus yang dia tumpangi. mereka berebut menawarkan jasa pada para penumpang. dia melangkah menuju loket, dibelinya tiket untuk keberangkatan pukul satu siang. dia melirik arloji di tangan kanannya, baru jam sebelas. waktu yang cukup lama untuk menunggu keberangkatan. dihampirinya tempat duduk yang ada di lobby bandara. di sebelahnya duduk sepasang kekasih yang saling berangkulan. seperti hendak berpisah untuk waktu yang cukup lama. ditangan sang gadis, terselip setangkai bunga matahari.
"abang suka bunga apa?" Dinda tiba-tiba bertanya.
"pasti mawar. cowok kan biasanya suka bunga mawar!"
"kalau Dinda sukanya bunga matahari"
"soalnya bunga matahari itu perlambang kesetiaan. komitmen pada tujuan. walau dimalam hari ada cahaya rembulan yang begitu indah, dia tidak pernah berpaling. dia selalu setia menunggu pagi untuk dapat bertemu kekasihnya. matahari."
"Dinda ingin seperti bunga itu."
"setia menunggu datangnya seseorang. seseorang yang kepadanyalah cinta dan hidup akan Dinda serahkan." Dinda menjelaskan. dan Dia hanya diam.
Suara operator bandara yang terdengar melalui pengeras suara, mengagetkannya. waktunya chek in, Dia berjalan melewati petugas, diletakkanya barang bawaan di atas alat detektor x-ray. setelah semuanya selesai, dia berjalan menuju lantai dua, tempat dimana ruang tunggu penumpang berada. sebentar lagi berangkat.
"Dinda sudah bicarakan dengan keluarga tentang hubungan kita."
"mereka tidak setuju dan tidak akan pernah setuju."
"soal alasannya, biarlah menjadi rahasia Dinda."
"yang jelas Dinda tidak punya kuasa atas diri dan masa depan Dinda, semuanya ada di tangan keluarga. dan Dinda hanya bisa patuh."
"Dinda harap abang bisa mengerti." suara Dinda terdengar berat. Dia menatap dalam-dalam pada Dinda, ada kesedihan dalam garis-garis wajah kekasihnya itu. dan dia hanya diam.
Dia berdiri dari tempat duduknya. ditariknya nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. seperti hendak mengusir jauh kenangan dan rindu yang memadat.
"lupakanlah Dinda."
"Dinda tidak mungkin lagi mempertahankan hubungan ini."
"masalahnya tidak lagi sebatas cita-cita dan keluarga Dinda. tapi, ini masalah perasaan."
"Dinda tidak punya perasaan apa-apa lagi, Dinda tidak mencintai abang lagi." Dinda menelan ludah, suaranya serak. matanya berkaca-kaca. dan Dia hanya diam.
Dia melangkah menuju pintu pesawat. Dia akan pergi. tapi tidak pernah benar-benar pergi. sebagian dari dirinya akan tetap tinggal. menemani sejarah. sejarahnya dengan Dinda.
Posted by adhit at 21.30 1 comments
Sabtu, 24 Februari 2007
sekolah, capek deh........!!
Lain Agi, lain lagi Nana, adik saya yang satu ini paling tidak suka matematika. sekarang dia kelas 3 smu (smu atau sma?! saya lupa, soalnya tiap ganti menteri, ganti nama). suatu kali dia protes sama saya. "kenapa sih harus matematika yang di UAN (Ujian Akhir Nasional) kan?!. "kok ga' pelajaran masak aja?!". tanyanya dengan nada kesal. dia memang paling suka masak. dan, jujur aja, masakannya memang enak, apalagi nasi gorengnya. mak nyoss...! saya bingung menjawab pertanyaan adek saya itu (mau bantu?!). biar dia terhibur saya jawab aja "tunggu aja abangmu ini jadi menteri, biar usulmu itu abang terapkan dan kalau perlu UAN yang ga' jelas manfaatnya itu akan abang hapuskan."
Padahal, mengutip kata2nya om Freire (Paulo Freire;red) pendidikan adalah untuk pembebasan. bukan untuk penindasan. untuk membentuk manusia yang manusiawi. gimana generasi kita mau manusiawi, lha wong sistem pendidikannya saja sudah tidak manusiawi. yang ada malah "robotawi". wajar aja kalau anak-anak di suruh sekolah jawabnya, capek deh..!!
Posted by adhit at 12.57 0 comments
Jumat, 23 Februari 2007
DPR oh DPR
akhir desember 2006 kemarin. saya dan beberapa org teman, melakukan aksi demonstrasi ke gedung DPRD kota Padang. terkait masalah pemberian uang komunikasi bagi seluruh anggota DPRD yg di atur dalam PP 37/2006. kami sepakat bahwa PP tersebut melanggar keadilan rakyat. dana yg digelontorkan cukup besar. malah sangat2 besar sekali bagi saya aktivis berkantong tipis ini. setelah berorasi panjang lebar di bawah guyuran hujan, kami pun diterima oleh wakil ketua DPRD. dalam diskusi tsb, kami meminta kepada seluruh anggota DPRD untuk menolak PP tsb. mereka berkilah, bahwa mereka tidak melanggar aturan. mereka hanya mengikuti apa yg diputuskan pemerintah pusat. dan kalau seandainya PP itu dicabutpun, mereka tidak akan protes. tapi sekarang, para anggota dewan itu, melalui asosiasi yg mereka bentuk untuk membela kepentingan mereka, dan ga' jelas dasar hukumnya itu, menolak diadakannya revisi atas PP 37/2006 tsb. mereka begitu 'ngotot' agar uang yg sudah mereka terima tidak dikembalikan lagi ke kas negara. yg jadi pertanyaan saya adalah, mereka mau ga' ya, melakukan pembelaan sedemikian rupa, seperti yg mereka lakukan sekarang, untuk kepentingan rakyat? saya yakin kita semua bersepakat untuk menggeleng.
begitulah, para wakil kita, para orang2 'pintar' itu, telah merubah suatu kesalahan menjadi sebuah kebenaran legal dengan menggunakan kepintaran dan kekuasaan yg mereka miliki.
Posted by adhit at 21.58 0 comments
cita-cita
kadang kalau lg melamun, saya pengen bgt seperti pak harto. cukup dengan ijazah SD bisa jadi presiden. memimpin rakyatnya yang berijazah lebih tinggi dan......menganggur. jd ga' perlu sekolah tinggi, ga' perlu kuliah dan ga' perlu menghadapi mata kuliah akuntansi yg tidak saya sukai itu. ngomong-ngomong soal cita2, saya teringat sebuah pepatah yg mengatakan; gantungkan cita-citamu setinggi langit. hati2 dengan kalimat ini. maksud saya, ukur dulu kemampuan kamu sebelum menentukan cita2. kalau IQ kamu sama jongkoknya dengan saya, bukannya mencapai langit malah yg ada kamu menjadi seperti pungguk merindukan langit.
kalo dah mengetahui kemampuan kamu sampai dimana, baru cari tau kamu bakatnya di bidang apa. kalo kamu tidak berbakat di bidang olahraga, dan bisanya cuma cuap2, jadilah tukang gosip atau manipulator. nah, setelah ketahuan bakat kamu di bidang apa, baru atur strategi untuk mencapai cita2 kamu tadi. kalo kamu bercita-cita pgn jadi musisi, bergaullah dengan pengamen. kalo kamu pengen jd artis sinetron, bergaullah dengan pengemis. tapi yang jelas tidak ada pekerjaan yg tidak pantas, yg penting kamu menjalaninya dengan penuh kebahagiaan!!
Posted by adhit at 04.02 0 comments
sama penting!!
tadi pagi salah seorang teman saya terlambat masuk kuliah Pengantar Akuntasi 2. pas mau duduk, dosennya manggil. trus nanya,
"kamu angkatan berapa?".
"2003 pak" jawab teman saya.
"berapa?!" tanya si dosen lg
"angkatan 2003, pak!" jawab teman saya dengan sedikit memberi penekanan pada kata 'pak'.
"angkatan 2003 baru ngambil pengantar akuntansi 2 sekarang?! kamu kemana aja, kamu niat kuliah apa nggak?!, dalam hidup kita harus punya cita2, punya target, jangan malas2an, bla..bla...bla..." sang dosen terus bicara. teman saya yg sudah mulai kesal, langsung duduk tanpa minta persetujuan si dosen. saya jadi berpikir, kenapa ya orang paling senang ngeliat orang lain terlihat bodoh di muka umum. apalagi kalo orang itu menunjukkan muka memelas. wah, kayak berasa menang dalam perang antar negara deh. padahal, bukankah akan lebih indah kalo sang dosen menyuruh teman saya yg terlambat menemuinya diruangan setelah perkuliahan selesai untuk menanyakan alasan keterlambatannya mengambil mata kuliah tersebut. empat mata. tidak di depan umum seperti tadi. tapi, memang kabanyakan dari kita, termasuk saya sendiri, sering merasa lebih hebat, lebih bermartabat, lebih berbudaya, lebih sukses, lebih berkuasa, dan lebih2 yg lainnya dari orang lain. padahal tanpa orang lain, kita ga' bisa apa. tanpa teman saya yg terlambat tadi, si dosen tentu ga' bisa menunjukkan rasa 'lebih'nya. coba deh bayangin (jgn kelamaan) kalo sang dosen, kamu atau saya tinggal sendiri disuatu tempat yg tak berpenghuni??? bingungkan, ga' bisa ngapa2in.
nah kalo gitu, mari kita masukkan kedalam pikiran, lalu turunkan ke hati kita bahwa setiap makhluk di dunia ini; dosen, mahasiswa, kamu, saya, kecoak, rumput hingga bakteri sekalipun mempunyai peran yang sama penting dalam kehidupan ini!!
Posted by adhit at 00.15 1 comments
Rabu, 21 Februari 2007
kata adalah senjata
beberapa minggu terakhir ini banyak "fitnah" yang menderaku. aku di tuduh menilep uang listrik kontrakan lah, di anggap orang berbahaya oleh pimpinan fakultas lah. belum lagi orang yang aku cintai menuduhku "mengobral cinta" sama perempuan lain. semua itu cukup membuat urat nadi kepalaku membesar. tapi, masalah ini juga membuat aku sadar, bahwa memberikan penilaian terhadap suatu masalah sebelum memahami dan menelaah dengan pikiran jernih, hanya akan menghasilkan masalah2 baru. akhirnya aku memutuskan untuk lebih banyak introspeksi diri, menjaga kata2. seperti pepatah; kata adalah senjata. ya, senjata bermata dua.
kadang kita sering bicara terus-menerus seperti seorang orator, dan itu sering membuat kita lupa untuk "meramu" kata-kata yg akan kita berikan pada orang lain dalam 'laboratorium' otak kita. sehingga kata2 itu menjadi 'ramuan' yang tidak pas takarannya. dan tak jarang ramuan itu berubah jadi racun. yg membunuh orang lain dan pada situasi tertentu, membunuh diri kita sendiri. maka, mari kita jaga, kita ramu kata-kata kita dengan sebaik mungkin agar tidak menjadi senjata dan racun yg berbahaya buat kita dan orang lain. tapi tidak berarti kita menjadi seorang yg pendiam. walau diam itu emas, tapi bicara yang bermanfaat tetap lebih baik daripada diam!!!
Posted by adhit at 23.04 0 comments