Senin, 12 Maret 2007

mahal

pada sebuah pertemuan, salah seorang dekan mengatakan pada kami bahwa universitas tempat anaknya kuliah meminta uang sumbangan sebesar lima juta rupiah. "menurut saya itu tidak mahal". katanya. salah seorang teman yang ikut dalam pertemuan tersebut seperti kebakaran jenggot. walau dia ngga' punyaq jenggot. "wajar, karena bapak dekan, punya tunjangan besar, punya bisnis sampingan. lha , orang tua kami petani pak, dapat darimana uang sebanyak itu?!". kata teman saya.
kata mahal memang relatif. saya sering mendengar orang berkata "saya bersedia membayar berapapun, asal anak saya bisa masuk universitas anu. uang bukan masalah." sebagai seorang yang selalu susah mendapatkan sesuatu yang diinginkan karena keterbatasan uang. tentu saja saya sangat inigin berkata seperti itu , suatu hari nanti.
di kampus, di kedai kopi, sampai di kolong jembatan orang selalu bicara tentang uang. kualitas pendidikan selalu dikaitkan dengan seberapa besar uang kuliah. semakin besar, kualitasnya semakin bagus. kata para penganut kapitalis, para orang-orang yang menjadikan uang sebagai agama baru. "ngapain diurus, toh lo juga ntar lagi tamat, kalo ga' di DO tentunya. jadi ga' bakal kena imbas uang kuliah mahal." kata teman saya.
ok, ok. memang saya ga' kena. tapi yang malangnya keluarga saya adalah keluarga yang menjalankan program KB (Keluaraga Besar) dengan sangat baik. belum lagi keluarga dari paman yang menikah dengan sepupu dari kakak iparnya teman ibu saya. setelah melakukan sensus keluarga, total keluarga saya yang bakal sekolah dan kuliah berjumlah 6 juta jiwa yang tersebar di seluruh propinsi di indonesia. gjmana coba saya ga' peduli!!!

Tidak ada komentar: